Senin, 29 September 2014

Bukan Cinta Biasa

Cinta… sebuah kata sederhana yang memiliki kekuatan luar biasa. Ya, sangat luar biasa. Bagaimana tidak. Hanya dengan bermodal cinta seseorang bisa melakukan apa saja demi membuktikan cintanya. Dengan cinta seseorang rela mengorbankan seluruh miliknya harta yang paling berharga sekalipun. Dan mereka pun akan mengatakan jatuh cinta berjuta rasanya. Membuat hati berbunga-bunga. Tapi gara-gara cinta pula seseorang bisa menderita. Seperti yang selalu Chu Pat Kai bilang, cinta… deritanya tiada akhir atau kisah Siti Nurbaya yang menderita karena Kasih – nya – Tak – pernah – Sampai. Ada apa dengan cinta?

Dahsyatnya kekuatan cinta telah dibuktikan oleh Mush’ab bin Umair ra yang rela meninggalkan kehidupannya yang bergelimangan harta dan ibunda terkasih demi yang dicintainya. Kekuatan cinta jua yang mendorong Nabi Ibrahim untuk mengorbankan Ismail putra tersayang satu-satunya demi memenuhi perintah yang dicintainya. Bahkan atas nama cinta pula seorang ibu rela mempersembahkan keempat orang anaknya untuk syahid di medan jihad. Sekali lagi, demi yang dicintainya.
Betapa banyak untaian sirah menceritakan kisah cinta yang menyejarah telah membuktikan betapa cinta memberikan efek yang luar biasa. Tentu saja semua itu dibersamai dengan pengorbanan yang tidak mudah. Adalah sebuah keniscayaan bahwa cinta berbanding lurus dengan pengorbanan. Berani mencintai berani pula berkorban demi yang dicintainya. Dan mereka semua telah menggenapi persyaratan tersebut. Hanya demi Allah. Allah satu-satunya yang mereka cintai. Tiada kecintaan melebihi kecintaan pada Allah.
Sunatullah tersebut juga berlaku pada seluruh manusia yang telah berikrar untuk mencintai-Nya. Ketika hati ini telah mengaku mencintai Allah, maka seketika itu juga cinta akan menagih pengorbanan. Allah akan menghadapkan kita dengan ujian untuk membuktikan pengakuan kita. Seberapa besar kedalaman cinta yang kita berikan. Apakah hanya sejengkal tanah, sedalam laut, atau seluas samudra? Akankah kita mampu mempertahankan ketika bahtera cinta kita dihantam badai?
Untuk semua yang mengaku mencintai Allah, mari kita uji pengakuan itu. Apakah kita telah menjadikan Allah sebagai tujuan hidup? Mencintai mereka yang dicintai Allah? Melakukan apa yang diperintah dan menjauhi semua hal yang dilarang-Nya? Senantiasa berdzikir mengingat-Nya? Mentadabburi ayat-ayat-Nya? Berdakwah karena-Nya? Yakin pada janji-janji dan pertolonga-Nya? Berjihad di jalan-Nya? Hal mana sajakah yang sudah kita penuhi?
Ketika kita mengaku mencintai Allah, maka kita harus beriltizam menjadikan cinta kepada-Nya diatas segalanya, mendudukannya pada peringkat teratas dari cinta kita. Cobalah selami hati kita. Adakah yang lebih kita cintai selain Allah? Adakah yang lebih berharga selain Allah? Adakah  yang bersemayam di hati kita selain Allah? Jika masih saja ada, lalu apa arti ibadah kita kepada-Nya?

JIKA ENGKAU CINTA

Katakanlah, “Inilah jalanku, aku mengajak kalian kepada Allah dengan bashiroh,
Aku dan pengikut-pengikutku – mahasuci Allah, dan aku bukan termasuk orang-orang yang musyrik”. 
Jalan dakwah panjang terbentang jauh ke depan 
Duri dan batu terjal selalu mengganjal, lurah dan bukit menghadang 
Ujungnya bukan di usia, bukan pula di dunia Tetapi Cahaya Maha Cahaya, Syurga dan Ridha Allah 
Cinta adalah sumbernya, hati dan jiwa adalah rumahnya 
Pergilah ke hati-hati manusia ajaklah ke jalan Rabbmu 
Nikmati perjalanannya, berdiskusilah dengan bahasa bijaksana 
Dan jika seseorang mendapat hidayah karenamu 
Itu lebih baik dari dunia dan segala isinya… 
Pergilah ke hati-hati manusia ajaklah ke jalan Rabbmu 

Jika engkau cinta maka dakwah adalah faham 
Mengerti tentang Islam, Risalah Anbiya dan warisan ulama 
Hendaknya engkau fanatis dan bangga dengannya 
Seperti Mughirah bin Syu’bah di hadapan Rustum Panglima Kisra 

Jika engkau cinta maka dakwah adalah ikhlas 
Menghiasi hati, memotivasi jiwa untuk berkarya 
Seperti Kata Abul Anbiya, “Sesungguhnya sholatku ibadahku, hidupku dan matiku semata bagi Rabb semesta” 
Berikan hatimu untuk Dia, katakan “Allahu ghayatuna” 

Jika engkau cinta maka dakwah adalah amal 
Membangun kejayaan ummat kapan saja dimana saja berada 
Yang bernilai adalah kerja bukan semata ilmu apalagi lamunan 
Sasarannya adalah perbaikan dan perubahan, al ishlah wa taghyir 
Dari diri pribadi, keluarga, masyarakat hingga negara 
Bangun aktifitas secara tertib tuk mencapai kejayaan 

Jika engkau cinta maka dakwah adalah jihad 
Sungguh-sungguh di medan perjuangan melawan kebatilan 
Tinggikan kalimat Allah rendahkan ocehan syaitan durjana 
Kerjakeras tak kenal lelah adalah rumusnya, 
Tinggalkan kemalasan, lamban, dan berpangku tangan 

Jika engkau cinta maka dakwah adalah taat 
Kepada Allah dan Rasul, Alqur-an dan Sunnahnya 
Serta orang-orang bertaqwa yang tertata 
Taat adalah wujud syukurmu kepada hidayah Allah 
Karenanya nikmat akan bertambah melimpah penuh berkah 

Jika engkau cinta maka dakwah adalah tadhhiyah
Bukti kesetiaan dan kesiapan memberi, pantang meminta 
Bersedialah banyak kehilangan dengan sedikit menerima 
Karena yang disisi Allah lebih mulia, sedang di sisimu fana belaka 
Sedangkan tiap tetes keringat berpahala lipat ganda 

Jika engkau cinta maka dakwah adalah tsabat
Hati dan jiwa yang tegar walau banyak rintangan 
Buah dari sabar meniti jalan,
Teguh dalam barisan Istiqomah dalam perjuangan dengan kaki tak tergoyahkan 
Berjalan lempang jauh dari penyimpangan 

Jika engkau cinta maka dakwah adalah tajarrud 
Ikhlas di setiap langkah menggapai satu tujuan 
Padukan seluruh potensimu libatkan dalam jalan ini, 
Engkau da’i sebelum apapun adanya engkau 
Dakwah tugas utamamu sedang lainnya hanya selingan 

Jika engkau cinta maka dakwah adalah tsiqoh 
Kepercayaan yang dilandasi iman suci penuh keyakinan 
Kepada Allah, Rasul, Islam, Qiyadah dan Junudnya 
Hilangkan keraguan dan pastikan kejujurannya… 
Karena inilah kafilah kebenaran yang penuh berkah 

Jika engkau cinta maka dakwah adalah ukhuwwah 
Lekatnya ikatan hati berjalin dalam nilai-nilai persaudaraan 
Bersaudaralah dengan muslimin sedunia, utamanya mukmin mujahidin 
Lapang dada merupakan syarat terendahnya , itsar bentuk tertingginya 
Dan Allah yang mengetahui menghimpun hati-hati para da’i dalam cinta-Nya, berjumpa karena taat kepada-Nya 
Melebur satu dalam dakwah ke jalan Allah,  saling berjanji untuk menolong syariat-Nya 
(Ust Aus Hidayat Nur)

Jika penghambaan kita kepada Allah tidak membuahkan cinta yang lebih besar, lalu apa arti ibadah kita kepada-Nya?"

Cinta hanya dapat dipahami oleh seorang insan yang tenggelam di dalamnya.
Hubbud dunya wakarohiyatul maut

sumber : File dari Laptop Perjuanganku Compaq Presario Cq-40

1 komentar:

  1. Baccarat: How to Play and Bet on the Betting Table
    In this 메리트카지노총판 game of strategy, players sit in a game of baccarat, where they sit on the dealer's side. This is the best way to play febcasino and bet with your 인카지노

    BalasHapus